Begini Tanggapan Babinsa Saripan Dalam Mengatasi Persoalan Sampah
PELITA24.COM | Jepara - Masalah sampah yang ada di wilayah Kelurahan Saripan merupakan hal yang belum terpecahkan sampai saat ini. Hal ini di sebabkan masih banyaknya warga yang belum tertib dalam membuang sampah.
Hal ini di ungkapkan oleh Lurah Saripan Heru Sasotya Virgiantoro saat memberikan sambutan dalam kegiatan IMAS (Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi) di Balai Kelurahan Saripan Jepara kemarin, Senin (22/04).
Heru juga mengajak warga untuk bersama-sama mencari solusi yang terbaik dalam menangani masalah sampah dan limbah rumah tangga lainnya. “Kita cari solusi yang terbaik, demi keindahan kelurahan kita dan terwujudnya lingkungan yang sehat”, ungkapnya.
Kegiatan yang di hadiri sekitar 28 orang tersebut, juga di hadiri oleh Babinsa Saripan Koramil 01/Jepara Peltu (K) Candra Yulia K, Puskesmas Jepara Bagian Promosi Kesehatan Bapak Ratno Supriyadi dan Bidan Kelurahan Saripan Ibu Maria.
Dalam kegiatan IMAS ini, di laksanakan diskusi terbuka dengan Ketua RT se-Kelurahan Saripan, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Tokoh Masyarakat. Beberapa pertanyaan muncul terkait cara pengelolaan sampah yang benar dan bermanfaat, Gerobak sampah di tiap RT yang masih kurang, dan Upaya penyadaran warga yang membuang limbah rumah tangga di selokan.
Menanggapi hal ini, dari Puskesmas Jepara menyarankan untuk pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara pemisahan antara sampah Organik dan Anorganik. Sampah Anorganik dapat dijadikan peluang yang bermanfaat, dan yang organik bisa dijadikan pupuk kompos.
Sementara dari pihak Kelurahan menanggapi, untuk gerobak sampah dapat diupayakan dari Dana yang ada di Kelurahan, namun masih dilihat dulu anggaran yang ada, yang pasti pihak Kelurahan siap mendukung.
Sedangkan Babinsa Peltu (K) Candra Yulia K menambahkan terkait pengelolaan sampah Anorganik dapat dilakukan beberapa cara, yaitu dengan Limbah botol plastik dapat dibuat kerajinan Ecobrick berupa meja, kursi,rak, dll sehingga bermanfaat. Plastik bekas bungkus deterjen, kopi, permen, tas kresek, dll dapat dibuat handycraft berupa tas, dompet, bunga, dll sehingga memiliki nilai jual dan menjadikan income bagi keluarga.
“Semua itu bisa dilakukan dengan cara memberikan pelatihan bagi warga yang berminat untuk belajar membuat kerajinan tangan, sehingga permasalahan sampah dapat sedikit teratasi”, tandasnya. P.24-007_Afid