Danramil 07/Maos Beri Solusi Atasi Kekeringan Sawah di Desa Karangkemiri
PELITA24.COM | Cilacap - Adanya kecenderungan kondisi tanah pada musim hujan lebih basah, dan musim kemarau menjadi kering dapat menimbulkan bencana banjir dan kekeringan yang dapat mengancam kedaulatan pangan nasional.
Menyikapi berbagai permasalahan diantaranya tata guna lahan kritis, alih fungsi lahan sawah, pola tanam tidak ditaati dan tidak seragam, kebutuhan air yang meningkat, pasokan air menurun dan rawan terjadinya konflik kepentingan.
Untuk itu Danramil 07/Maos Kapten Inf. Joko Yunanto hadir untuk memberikan solusi dalam sebuah acara sosialisasi rijit beton, talud dan dampak penutupan jaringan irigasi bertempat di Balai desa Karangkemiri, Kecamatan Maos, Selasa (2/7/19)
Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Ir. Supriyanto, SP, MP, Camat Maos Ahmad Husen, S. Sos, Danramil 07/Maos Kapten Inf. Joko Yunanto, Kabid Tanaman Pangan Kabupaten Cilacap Ibu Ermawati, SP MP, Koordinator PPL wilayah Maos Rakhmat Saifudin, SP, Kepala desa Karangkemiri Sakum beserta perangkatnya, Ketua Gapoktan Mujamil beserta anggota dan para mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Cilacap.
Menurut Danramil 07/Maos pembangunan di bidang pertanian harus dititik beratkan kepada sarana prasarana pendukung seperti pembangunan jaringan irigasi sebagai urat nadi kehidupan pertanian yang memasok seluruh kebutuhan air di areal sawah milik petani.
Namun dengan adanya pembangunan infrastruktur berupa pembangunan rijit beton dan talud mengharuskan penutupan jaringan irigasi selama masa pengerjaan. "Disamping itu adanya dampak kekeringan pada tanaman padi milik petani yang diakibatkan terputusnya pengairan, disini perlu adanya solusi sebagai jalan tengah untuk mengatasi permasalahan yang sangat serius ini", katanya.
"Sebagai solusinya perlu adanya pengairan alternatif untuk mensuplai tanaman padi agar tidak gagal panen, mungkin dengan memanfaatkan sumber daya alam lain seperti air dari sungai serayu", imbuh Danramil.
Senada dengan pemikiran Danramil 07/Maos, Kadistan Kabupaten Cilacap Ir. Supriyanto, SP MP, juga menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi tentang rembug pembangunan rijit beton, talud yaitu untuk mencari solusi untuk mengatasi dampak atau pengaruh penutupan jaringan irigasi terhadap tanaman padi yang berumur 50 hari yang sangat membutuhkan pengairan.
"Sebagai bentuk upaya konkrit yang segera dilakukan yaitu berkoordinasi dengan Kelompok Tani yang ada di Desa Karangkemiri diantaranya Poktan Sri Makmur, Poktan Sri Rahayu, Poktan Sri Rejeki dengan melakukan penyedotan air dari sungai Serayu untuk dialirkan ke areal sawah milik petani", Terang Supriyanto. P24.003_Urip
Menyikapi berbagai permasalahan diantaranya tata guna lahan kritis, alih fungsi lahan sawah, pola tanam tidak ditaati dan tidak seragam, kebutuhan air yang meningkat, pasokan air menurun dan rawan terjadinya konflik kepentingan.
Untuk itu Danramil 07/Maos Kapten Inf. Joko Yunanto hadir untuk memberikan solusi dalam sebuah acara sosialisasi rijit beton, talud dan dampak penutupan jaringan irigasi bertempat di Balai desa Karangkemiri, Kecamatan Maos, Selasa (2/7/19)
Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Ir. Supriyanto, SP, MP, Camat Maos Ahmad Husen, S. Sos, Danramil 07/Maos Kapten Inf. Joko Yunanto, Kabid Tanaman Pangan Kabupaten Cilacap Ibu Ermawati, SP MP, Koordinator PPL wilayah Maos Rakhmat Saifudin, SP, Kepala desa Karangkemiri Sakum beserta perangkatnya, Ketua Gapoktan Mujamil beserta anggota dan para mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Cilacap.
Menurut Danramil 07/Maos pembangunan di bidang pertanian harus dititik beratkan kepada sarana prasarana pendukung seperti pembangunan jaringan irigasi sebagai urat nadi kehidupan pertanian yang memasok seluruh kebutuhan air di areal sawah milik petani.
Namun dengan adanya pembangunan infrastruktur berupa pembangunan rijit beton dan talud mengharuskan penutupan jaringan irigasi selama masa pengerjaan. "Disamping itu adanya dampak kekeringan pada tanaman padi milik petani yang diakibatkan terputusnya pengairan, disini perlu adanya solusi sebagai jalan tengah untuk mengatasi permasalahan yang sangat serius ini", katanya.
"Sebagai solusinya perlu adanya pengairan alternatif untuk mensuplai tanaman padi agar tidak gagal panen, mungkin dengan memanfaatkan sumber daya alam lain seperti air dari sungai serayu", imbuh Danramil.
Senada dengan pemikiran Danramil 07/Maos, Kadistan Kabupaten Cilacap Ir. Supriyanto, SP MP, juga menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi tentang rembug pembangunan rijit beton, talud yaitu untuk mencari solusi untuk mengatasi dampak atau pengaruh penutupan jaringan irigasi terhadap tanaman padi yang berumur 50 hari yang sangat membutuhkan pengairan.
"Sebagai bentuk upaya konkrit yang segera dilakukan yaitu berkoordinasi dengan Kelompok Tani yang ada di Desa Karangkemiri diantaranya Poktan Sri Makmur, Poktan Sri Rahayu, Poktan Sri Rejeki dengan melakukan penyedotan air dari sungai Serayu untuk dialirkan ke areal sawah milik petani", Terang Supriyanto. P24.003_Urip